Senin, 28 Desember 2009

inflasi

BI Yakin Inflasi 2009 di Bawah 4 Persen

Kamis, 12 November 2009 | 12:22 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.COM Wahyu Satriani Ari Wulan
JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) meyakini laju inflasi selama tahun 2009 akan berada di bawah ekspektasi pemerintah sebesar 4 persen. Ini ditopang oleh nilai tukar rupiah yang diperkirakan terus menguat hingga akhir tahun.
"Kami yakin inflasi kita pada tahun ini bisa dibawah 4 persen. Biasanya pola normal kita 5 persen, berarti inflasi tahun ini dibawah normal," kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Darmin Nasution, saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR RI; di gedung DPR, Jakarta, Kamis (12/11).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Oktober 2009 sebesar 0,9 persen atau hanya sekitar 2,48 persen selama Januari-Oktober 2009.
Menurut Darmin, untuk menuju target pemeirntah masih sangat jauh, karena masih ada rentang 1,52 persen. Adapun di tahun 2010 diperkirakan inflasi akan kembali ke pola normalnya dalam kisaran 5 persen plus minus 1 persen seiring dengan menguatnya perekonomian domestik dan harga-harga komoditas.















Analisis :

Inflasi merupakan suatu keadaan atau peristiwa moneter di mana terjadi kecenderungan akan naiknya harga barang-barang secara umum, yang berarti terjadinya penurunan nilai uang. Penyebab utama adalah terjadinya kelebihan uang yang beredar sebagai penambahan jumlah uang di masyarakat.sedangkan sebab lainnya seperti macetnya produksi, kegagalan panen dan bencana alam bukanlah penyebab utama inflasi karena keadaan tersebut hanya akan mempengaruhi kenaikan harga sementara saja.
Menurut Bank Indonesia (BI), laju inflasi pada tahun 2009 ini di bawah normal yaitu di bawah 5 persen. Ini desebabkan karena nilai tukar rupiah yang diperkirakan akan terus menguat pada akhir tahun 2009. menguatnya nilai tukar rupiah tersebut ditopang oleh pemulihan ekonomi global yang akan berdampak pada naiknya cadangan devisa negara Indonesia, dengan meningkatnya cadangan devisa ini, otomatis rupiah menguat.
Naiknya nilai tukar rupiah ini berarti uang yang beredar di masyarkat sedikit, harga barang-barangpun akan mengalami penurun termasuk barang-barang impor.
Namun, biasanya laju inflasi diperkirakan akan mengalami kenaikan kembali pada akhir bulan November dan pada bulan Desember, kenaikan inflasi tersebut biasanya disebabkan karena besarnya konsumsi masyarakat saat Hari Raya Idul Adha, Natal dan menjelang Tahun Baru.
Dalam Al Qur’an, sumber penyebab munculnya masalah ekonomi, yang ditunjukkan dengan inflasi yang tinggi adalah akibat penggunaan mata uang yang menyimpang dari Al Qur’an. Penyimpangan tersebut seperti menjadikan mata uang sebagai alat komoditi dalam rangka untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan itu disebut dalam Al Qur’an dengan istilah riba, baik riba nasi’ah maupun riba fadhl yang kesemuanya diharamkan dalam Islam. Oleh karena itu, jika ingin mewujudkan perekonomian yang lebih stabil, dengan tingkat inflasi yang lebih terkendali, maka harus ada keberanian untuk menghilangkan sumber penyebab utamanya tersebut.