Senin, 28 Desember 2009

Lelang SUN Serap Rp 2,16 Triliun

Lelang SUN Serap Rp 2,16 Triliun

Selasa, 17 November 2009 | 18:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menyerap dana Rp 2,16 triliun dari lelang tiga seri Surat Utang Negara (SUN), Selasa ( 17/11 ) ini. Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu Rahmat Waluyanto menyebutkan, total penawaran yang masuk dalam lelang ini mencapai lebih dari Rp 2,73 triliun. Tiga seri SUN yang dilelang semuanya reopening yaitu seri FR 0031 , seri FR 0040 , dan seri FR 0052 .
Penawaran yang masuk untuk FR 0031 sebesar Rp 1,75 triliun dengan imbal hasil (yield) terendah yang masuk 10,34 persen dan tertinggi 10,75 persen. Kemudian, penawaran yang masuk untuk FR 0040 sebesar Rp 77 miliar dengan yield terendah yang masuk 10,75 persen dan tertinggi 11,16 persen. Adapun penawaran yang masuk untuk FR 0052 sebesarâ Rp 217 miliar dengan yield terendah yang masuk 10,78 persen dan tertinggi 11,06 persen.
"Dalam lelang ini pemerintah memenangkan Rp 1,40 triliun untuk seri FR 0031 dengan yield rata-rata tertimbang 10,46 persen dengan tingkat kupon 11 persen, dan akan jatuh tempo 15 November 2020 ," papar Rahmat, di Jakarta, Selasa ( 17/11 ) .
Untuk seri FR 0040 , pemerintah memenangkan sebesar Rp 66 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 10,83 persen dan tingkat kupon 11 persen. Seri ini akan jatuh tempo pada 15 September 2025 . Sedangkan untuk FR 0052 dimenangkan sebesar Rp 104 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 10,89persen, tingkat kupon 10,5 persen, dan akan jatuh tempo pada 15 Agustus 2030.

Analisis :
Surat Utang Negara (SUN) adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh negara RI sesuai masa berlakunya. Surat Utang Negara digunakan oleh pemerintah antara lain untuk membiayai defisit APBN serta menutup kekurangan kas jangka pendek dalam satu tahun anggaran.
Surat Utang Negara terdiri atas :
a. Surat Perbendaharaan Negara: Surat Perbendaharaan Negara berjangka waktu sampai dengan 12 (dua belas) bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto.
b. Obligasi Negara :Obligasi Negara berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan dengan kupon dan/atau dengan pembayaran bunga secara diskonto.
Surat utang negara saat ini sedang meningkat karena adanya penurunan inflasi dan suku bunga. Ini dapat dilihat pada perdagangan obligasi di pasar sejak awal tahun hingga pertengahan tahun ini yang semakin meningkat.
Dengan adanya penurunan inflasi dan suku bunga tersebut, kemungkinan besar investor asing masih akan membeli Surat Utang Negara selama nilai tukar rupiah tetap kuat pada akhir tahun ini. Kalau rupiah melemah signifikan, ini tidak akan menarik lagi. Sebab, ada kerugian nilai tukar.